Sunday, November 29, 2015
Filled Under:
Info Masjid Kita, Krisis masjid Yunani, Majalah Masjid Kita, Masjid di Yunani, Masjid Terkenal Dunia, Profil Masjid Dunia
Perjuangan mendirikan masjid di Yunani memang akan menjadi semakin panjang, apalagi dengan semakin memuncaknya krisis ekonomi di Yunani pada akhir-akhir ini. Namun jika kita menelaah sejarah lebih jauh, sebenarnya kondisi seperti ini juga membuka peluang kebaikan bagi kaum muslimin di seeantero bagian bumi yang lain, tak terkecuali Indonesia. Sejarah telah mencatat dengan manis bahwa sebagian Presiden Indonesia berhasil menorehkan sejarah pembangunan masjid di daerah-daerah minoritas muslim.
Barangkali yang terasa paling heroik adalah Presiden Soekarno, saat kunjungannya pada tahun 1956 ke Soviet. Ketika berkunjung ke kota eksotik Leningrad ( Saint Petersbug), Soekarno sangat tertarik dengan sebuah bangunan berbentuk masjid dengan kubah birunya. Setelah didekati ternyata bangunan itu dahulunya adalah masjid yang dibangun pada tahun 1910, namun pemerintahan komunis yang berkuasa telah merubahnya jadi gudang tempat penyimpanan. Imam Masjid Biru Sankt Petersburg Zhapar N. Panchaev mengisahkan, bahwa setelah itu Soekarno menemui Nikita Khrushchev, sang pemimpin Uni Soviet dan meminta agar masjid tersebut dikembalikan sesuai fungsinya. Apa yang terjadi selanjutnya ? Hanya sepuluh hari setelah kunjungan Presiden Seokarno, bangunan tersebut kembali dibuka menjadi sebuah masjid hingga hari ini.
Kisah masjid pak Harto yang saat ini menjadi masjid terbesar di Bosnia juga belum lepas dari ingatan. Inisiasi pembangunan dimulai setelah kunjungan mendebarkan beliau di daerah konflik Sarajevo Bosnia pada tahun 1995. Pembangunan dan pendanaan telah dimulai dengan dikoordinir oleh pengusaha Probosutejo. Desainernya pun sama dengan yang mendesain Masjid At-Tiin di TMII. Namun karena krisis ekonomi pembangunan masjid ini terhambat dan baru bisa selesai diresmikan tahun 2001 oleh Presiden Megawati.
Kisah SBY agak sedikit berbeda. Pada awalnya adalah komunitas muslim Indonesia di Washington yang bergabung dalam IMAAM ( Indonesia Muslim Association of America (IMAAM) yang berencana menbuat masjid dengan membeli sebuah geraja yang dijual dengan harga yang relatif wajar dengan lokasi yang sangat strategis. Karena kekurangan dana, pihak IMAAM berinisiatif menghubungi Dubes Amerika, Dino Patti Jalal yang dikenal dekat dengan SBY. SBY menyambut hangat program tersebut, dan mengusulkan kepada DPR bantuan hibah dari sisa anggaran yang ada, dan terealisasi. Masjid di bilangan Maryland itu sendiri diresmikan oleh SBY diakhir masa jabatannya pada September 2014 yang lalu.
Dengan sejarah manis kiprah presiden Indonesia dalam mendirikan masjid di negara minoritas muslim itulah, maka tidak berlebihan saat dalam kesempatan buka bersama di Wisma Dubes Athena di awal Ramadhan kemarin, saya menyampaikan guyonan bernada wacana kepada bapak Dubes, siapa tahu Presiden Jokowi yang nantinya akan membangun masjid di Athena, sebagaimana para presiden pendahulunya.
Tentu sambil menunggu pak Jokowi lebih lanjut, kita muslimin Indonesia bisa terus mensupport perjuangan kaum muslimin di Athena, baik dengan menyebarkan tulisan-tulisan semacam ini. Atau secara langsung berkomunikasi juga dengan Naim Al Gahduri dan Anna Stamou dari Asosiasi Muslim Yunani. Mereka berdua aktif di media sosial facebook, dan akrab menyambut sapaan dan dukungan dari kita semua. Semoga Allah swt memudahkan.
Sumber ; kompasiana.com
Krisis masjid Yunani - Peluang Indonesia dan Jokowi
Posted by:
masjid kita
- 8:25:00 AM
Share
Perjuangan mendirikan masjid di Yunani memang akan menjadi semakin panjang, apalagi dengan semakin memuncaknya krisis ekonomi di Yunani pada akhir-akhir ini. Namun jika kita menelaah sejarah lebih jauh, sebenarnya kondisi seperti ini juga membuka peluang kebaikan bagi kaum muslimin di seeantero bagian bumi yang lain, tak terkecuali Indonesia. Sejarah telah mencatat dengan manis bahwa sebagian Presiden Indonesia berhasil menorehkan sejarah pembangunan masjid di daerah-daerah minoritas muslim.
Barangkali yang terasa paling heroik adalah Presiden Soekarno, saat kunjungannya pada tahun 1956 ke Soviet. Ketika berkunjung ke kota eksotik Leningrad ( Saint Petersbug), Soekarno sangat tertarik dengan sebuah bangunan berbentuk masjid dengan kubah birunya. Setelah didekati ternyata bangunan itu dahulunya adalah masjid yang dibangun pada tahun 1910, namun pemerintahan komunis yang berkuasa telah merubahnya jadi gudang tempat penyimpanan. Imam Masjid Biru Sankt Petersburg Zhapar N. Panchaev mengisahkan, bahwa setelah itu Soekarno menemui Nikita Khrushchev, sang pemimpin Uni Soviet dan meminta agar masjid tersebut dikembalikan sesuai fungsinya. Apa yang terjadi selanjutnya ? Hanya sepuluh hari setelah kunjungan Presiden Seokarno, bangunan tersebut kembali dibuka menjadi sebuah masjid hingga hari ini.
Kisah masjid pak Harto yang saat ini menjadi masjid terbesar di Bosnia juga belum lepas dari ingatan. Inisiasi pembangunan dimulai setelah kunjungan mendebarkan beliau di daerah konflik Sarajevo Bosnia pada tahun 1995. Pembangunan dan pendanaan telah dimulai dengan dikoordinir oleh pengusaha Probosutejo. Desainernya pun sama dengan yang mendesain Masjid At-Tiin di TMII. Namun karena krisis ekonomi pembangunan masjid ini terhambat dan baru bisa selesai diresmikan tahun 2001 oleh Presiden Megawati.
Kisah SBY agak sedikit berbeda. Pada awalnya adalah komunitas muslim Indonesia di Washington yang bergabung dalam IMAAM ( Indonesia Muslim Association of America (IMAAM) yang berencana menbuat masjid dengan membeli sebuah geraja yang dijual dengan harga yang relatif wajar dengan lokasi yang sangat strategis. Karena kekurangan dana, pihak IMAAM berinisiatif menghubungi Dubes Amerika, Dino Patti Jalal yang dikenal dekat dengan SBY. SBY menyambut hangat program tersebut, dan mengusulkan kepada DPR bantuan hibah dari sisa anggaran yang ada, dan terealisasi. Masjid di bilangan Maryland itu sendiri diresmikan oleh SBY diakhir masa jabatannya pada September 2014 yang lalu.
Dengan sejarah manis kiprah presiden Indonesia dalam mendirikan masjid di negara minoritas muslim itulah, maka tidak berlebihan saat dalam kesempatan buka bersama di Wisma Dubes Athena di awal Ramadhan kemarin, saya menyampaikan guyonan bernada wacana kepada bapak Dubes, siapa tahu Presiden Jokowi yang nantinya akan membangun masjid di Athena, sebagaimana para presiden pendahulunya.
Tentu sambil menunggu pak Jokowi lebih lanjut, kita muslimin Indonesia bisa terus mensupport perjuangan kaum muslimin di Athena, baik dengan menyebarkan tulisan-tulisan semacam ini. Atau secara langsung berkomunikasi juga dengan Naim Al Gahduri dan Anna Stamou dari Asosiasi Muslim Yunani. Mereka berdua aktif di media sosial facebook, dan akrab menyambut sapaan dan dukungan dari kita semua. Semoga Allah swt memudahkan.
Sumber ; kompasiana.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.