Nabi begitu peduli dan mengenal baik setiap jamaah masjid. Nabi juga mengetahui kehadiran setiap jamaah dengan cara mengecek jamaahnya. Kemudian Nabi mengetahui keadaan masing-masing jamaahnya, baik kesehatan, ekonomi, maupun kesulitan yang dihadapi jamaah.
Bahkan Nabi menggunakan masjid sebagai tempat untuk saling mengenal keadaan setiap jamaah dan berbagi antara yang mampu dengan yang tidak mampu secara transparan.
Contoh-contoh Nabi ini memiliki kandungan manajemen sangat tinggi dan bermakna dalam. Karena itu, sungguh sangat relevan bila contoh-contoh yang diberikan oleh Rasulullah SAW itu direalisasikan dalam pengelolaan masjid pada saat ini. Tentu hal ini diawali dengan menunjukkan kecintaan kepada masjid, sejalan dengan hadis berikut ini: “Barangsiapa yang mencintai masjid, maka Allah mencintainya.” (H.R. Thabrani).
Tentu mencintai masjid ini tidak hanya ditunjukkan hanya dengan selalu pergi ke masjid untuk menunaikan shalat, melainkan juga menjaga wibawa masjid. Masjid harus lebih bagus dari rumah tempat tinggal jamaah. Namun bukan berarti berlomba-lomba memperbagus masjid, sedangkan upaya memakmurkannya sangat kurang. Tidak sedikit masjid yang dengan susah payah dibangun, tapi akhirnya sepi dari jamaah dan kegiatan umat.
Masjid harus menunjukkan semangat dan kecintaan jamaahnya, karena Allah SWT juga menyatakan bahwa tempat yang paling disukai-Nya adalah masjid dan yang paling tidak disukai-Nya adalah pasar. Hal ini tercermin dalam hadits: “Bagian bumi yang dicintai Allah ialah masjid dan bagian yang paling dibenci Allah adalah pasar.” (H.R. Muslim).
Dari kecintaan pada masjid itu, akan lahir keikhlasan untuk mengurus dan mengelolanya dengan baik. Kemudian mengajak dengan cara-cara yang baik pula agar orang yang belum berjamaah di masjid akhirnya tertarik untuk ikut berjamaah.
Setelah itu, insya Allah, kegiatan di masjid akan semakin semarak dan gaung syiarnya akan menggetarkan jiwa orang-orang untuk selalu terpaut hati dan pikirannya pada masjid, sehingga terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.