Dalam mengelola masjid, Rasulullah SAW menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang sangat sederhana dan simpel, transparan, tidak bertele-tele, serta secara “built-in” mengatasi problematika umat. Memang tugas pengurus masjid tidaklah ringan. Karena itu, setiap individu yang terlibat dalam kepengurusan masjid dituntut untuk memiliki sikap dan kemampuan manajerial yang tinggi serta keikhlasan untuk rela mengorbankan waktu dan tenaganya.
Sebagai orang yang dipilih dan dipercaya oleh jamaah, pengurus masjid diharapkan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dalam mengelola masjid dan perlakuan terhadap jamaah masjid.
Contoh yang diberikan Rasulullah SAW itu, antara lain, ketika akan menunaikan shalat, Nabi selalu berbalik, mengecek dulu jamaahnya. Pada suatu ketika, salah seorang jamaah tetapnya tidak hadir dalam shalat berjamaah itu.Contoh lainnya, setelah shalat Jumat, dari atas mimbar Rasulullah SAW selalu menanyai jamaahnya: “Siapa yang hari ini ada kesulitan atau kekurangan.” Apabila ada yang mengangkat tangan, bahwa dia sedang dalam kesulitan atau kekurangan, maka Nabi bertanya lagi, apakah dari jamaah yang hadir, yang telah diberi rezeki oleh Allah dan punya kelebihan, dapat membantu jamaah yang sedang kesulitan dan kekurangan itu.
Nabi bertanya: “Mana si Fulan.” Lalu seorang jamaah menyampaikan bahwa Fulan sedang sakit. Setelah selesai shalat, Nabi mengunjungi Fulan di rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan jamaahnya.
Dengan cara ini, maka setelah shalat Jumat ditunaikan, problematika umat dapat langsung diselesaikan. Dalam peristiwa lain, suatu ketika, setelah menunaikan shalat, Nabi bergegas pergi ke rumah. Para sahabat heran atas tingkah laku Nabi ini. Mereka mengira Nabi mendapatkan wahyu. Tak lama setelah itu, Nabi keluar dari rumah dan membawa dirham, yang kemudian dibagikan (disedekahkan) kepada masyarakat.
Sahabat bertanya, mengapa Nabi tadi bergegas keluar masjid. Nabi menjawab, ketika shalat selesai, dia teringat masih punya uang di rumah. Sudah menjadi kebiasaan Nabi tidak pernah menginapkan uang di rumah. Uang yang diperolehnya selalu diinfakkan pada hari itu juga.
Baca kelanjutannya di; Prinsip Manajeman Masjid II
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.