Letaknya cukup strategis, karena berada di jalanan yang banyak dihuni kedutaan dari berbagai negara di dunia. Menara putih setinggi 162 kaki di gedung itu, menjadi simbol keberadaan umat Islam di Massachusets Avenue, Woshington DC, Amerika Serikat. Gedung itu bernama Islamic Center, didirikan pada tahun 1950, hasil wakaf yang didatangi hanya sedikit sekali kaum Muslim Amerika sekitar tahun 1950 – 1960. Namun sekitar tahun 1970-an jumlah ini terus bertambah berkali-kali lipat, hingga kini sekira 3.000 orang datang setiap minggu untuk melaksanakan shalat Jum’at di masjid ini.
Ide mendirikan masjid ini, konon bermula ketika di tahun 1944, seorang duta besar Turki wafat dan bingung mencari masjid untuk menyalatkannya, sehingga komunitas kedutaan besar negara-negara Islam di Washington akhirnya sepakat untuk mendirikan sebuah masjid di kota itu.
Pembangunan masjid dipimpin Yousef Abu El Hawa, seorang imigran dari Palestina yang kemudian berganti nama menjadi AJ Howar. Howar kemudian berhasil mengumpulkan sumbangan dan dukungan dari komunitas Islam di Amerika, di antaranya dari Afghanistan, Mesir, Indonesia, Iraq, Iran, Syria, Turki, Pakistan, dan Saudi Arabia. Bangunan masjid diarsiteki oleh arsitektur kebangsaan Itali, Mario Rossi dan diresmikan presiden Amerika saat itu, Presiden Eisenhower. Uniknya, di depan gedung berkibar sejumlah bendera dari negara-negara Islam dari seluruh dunia yang menambah semarak halaman masjid.
Mario Rossi dibantu seorang asisten dari Mesir, Ernesto Verucci Bey, yang kemudian memerintahkan beberapa tukang untuk membuat pahatan ayat-ayat al-Qur’an di dinding masjid dan langit-langit. Tentu saja berbagai dukungan mengalir dari negara-negara Islam yang lain, seperti Mesir yang menghadiahkan lampu gantung yang sangat indah, Iran mengirimkan karpet yang sangat lebar dan mewah, Malaysia merenovasi kubah, Maroko menghiasi jendela dengan kaca patri berwarna, Turki dengan keramik biru, sedangkan Irak dengan kaca-kaca berwarna kuning, dan sebagainya.
Dari sisi desain, banyak sekali pertukaran budaya ‘menempel’ pada gedung berwarna putih ini. Sama uniknya dengan umat yang melakukan ibadah di dalamnya. Mereka adalah campuran dari para tamu, diplomat berbagai negara, pelajar, penduduk Amerika yang memeluk Islam, serta para imigran. Mereka datang dari sekitar 75 negara di dunia yang saling bertukar keunikan, cerita, dan ilmu di dalam masjid.
Masjid ini memiliki langit-langit yang menyejukkan bagi para pelaku ibadah di dalamnya. Langit-langit kubah berhias warna emas, hitam, dan cokelat berpadu dengan kaca patri berwarna-warni, serta kaligrafi dan lampu gantung yang indah menambah megah suasana di dalam ruangan. Sedangkan tampak luar bangunan yang terbuat dari batu gamping ini dihiasi kaligrafi dan hiasan berwarna biru muda, membuat bangunan kokoh ini menjadi tampak lebih ramah.
Selain masjid, sebagian bangunan difungsikan sebagai ruang kelas, bagi umat yang ingin mendalami Islam. Sedangkan satu ruang yang cukup besar difungsikan sebagai ruang perpustakaan. Ruang perpustakaan di dalam Islamic Center ini telah menyimpan sekitar 4.000 judul buku dalam 34 bahasa, mulai dari abad ke-18 hingga terbitan terbaru. Tak hanya buku-buku Islam yang tersedia di sini, namun juga buku-buku mengenai sejarah Islam, seni serta hubungan Islam dengan agama-agama lain di dunia.
Selain itu perpustakaan di Islamic Center juga menyediakan ratusan judul film dan video yang bertema Islam, serta sekitar 50 audiotapes tentang berbagai topik yang berhubungan dengan Islam. Tersedia juga beberapa foto dari Makkah, Madinah, Jerusalem, serta beberapa kaligrafi dan potongan kiswah atau kain penutup Ka’bah.
Tips Berkunjung Ke Islamic Center
• Wanita memakai kerudung, mengenakan pakaian lengan panjang, dan bawahan panjang hingga mata kaki. Sedangkan pria dengan pakaian sopan dan celana panjang semata kaki.
• Jam buka untuk umat yang akan beribadah atau memasuki perpustakaan antara pukul 10.00 sampai 17.00.
• Untuk para turis yang ingin berkunjung, disediakan waktu antara 13.30 – 16.30.
• Islamic Center tidak menyediakan fasilitas untuk orang dengan keterbatasan fisik.
• Jika ingin menjajal metro, dapat turun di station Dupont Circle dan menanyakan arah Islamic Center. Sedang untuk bis umum, bisa menaiki bis N2/4/6.
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.